Sakura "Periksa Kulit Bersama" Sebagai Deteksi Dini Penyakit Kulit di PP. Al Hikam Bangkalan
DOI:
https://doi.org/10.33086/snpm.v3i1.1256Keywords:
Pemeriksaan Kulit; Deteksi Dini; Penyakit Kulit; Skabies; Pondok PesantrenAbstract
Latar belakang, Pondok pesantren (ponpes) adalah tempat berkumpulnya banyak orang dimana rentan terjadi penularan penyakit terutama penyakit kulit yaitu skabies. Penyakit skabies mengakibatkan kerusakan pada kulit dan gangguan kenyamanan akibat rasa gatal. Penyakit skabies ini kurang diperhatikan oleh santri di pondok pesantren, faktor penyebabnya adalah lingkungan yang kurang baik, personal hygiene yang buruk, pengetahuan yang kurang sehingga terjadinya risiko penularan penyakit skabies. Oleh karena itu, hal ini menjadi prioritas yang perlu diperhatikan dan dibenahi agar dapat mengurangi risiko penularan penyakit skabies di lingkungan Pondok Pesantren. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dengan memberikan edukasi dan pemeriksaan kulit kepada santri husada agar dapat mengurangi risiko penularan penyakit skabies di lingkungan Pondok Pesantren. Metode, Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah ceramah dan tanya jawab. Sebelum penyuluhan peserta diberi pre-test, kemudian setelah penyuluhan peserta diberi post-test. Hasil, Hasil pre-test dan post-test dinilai kemudian dilakukan pengolahan data dan evaluasi. Hasil pre-test dan post-test mengenai pengetahuan personal hygiene santri dan tanda gejala penyakit kulit skabies melalui kuesioner secara langsung terjadi peningkatan nilai oleh santri yang mengikuti kegiatan ini. Persentase kenaikan nilai rata-rata adalah sebesar 12,24%. Kenaikan nilai rata-rata yang signifikan ini menunjukkan adanya perubahan tingkat pengetahuan pada peserta setelah mengikuti sesi penyuluhan. Kesimpulan, SAKURA "Periksa Kulit Bersama" sebagai deteksi dini Penyakit Kulit di PP. Al Hikam Bangkalan telah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap penyakit kulit.
Downloads
References
Afriani, B. Hubungan personal hygiene dan status sosial ekonomi dengan kejadian skabies di pondok pesantren. J. Aisyah J. Ilmu Kesehat. 2, 1 –10 (2017).
Amato E, Dansie LS, Grøneng GM, Blix HS, Bentele H, Veneti L, et al. Increase of scabies infestations, Norway, 2006 to 2018. Eurosurveillance. 2019;24(23):1–5. Arisandi Y, Anwar C, Salni S, Purnama DH, Novrikasari N, Ghiffari A. The Dominant Factors of Scabies Incidence in Two Islamic Boarding School Students, South Sumatera,Indonesia. E3S Web Conf. 2018;68:1–6.
Dewi, A. P. Hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Al -Kautsar Pekanbaru. (2015).
Hayette MP, Sacheli R. Dermatophytosis, Trends in Epidemiology and Diagnostic Approach. Curr Fungal Infect Rep. 2015;9(3):164–79.
Ibadurrahmi H, Veronica S, Nugrohowati N. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Skabies Pada Santri Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Depok Februari Tahun 2016. J Profesi Med J Kedokteran dan Kesehatan. 2017;10(1):33–45.
Lubis, N. L. Analisis Faktor -Faktor yang Memengaruhi Kejadian Skabies di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Pekanbaru Tahun 2019. (2020).
Yeoh DK, Anderson A, Cleland G, Bowen AC. Are scabies and impetigo “normalised”? A cross-sectional comparative study of hospitalised children in northern Australia assessing clinical recognition and treatment of skin infections. PLoS Negl Trop Dis. 2017;11(7):1–16.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.