Training for Trainer: Meningkatkan Kesiapan dan Pemahaman Edukator di Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah Surabaya Terhadap COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.33086/snpm.v1i1.884Keywords:
training, pemahaman, edukator, pondok, COVID-19Abstract
Sejak diketahui adanya kasus pneumonia jenis baru pada Desember 2019 akibat infeksi varian lain dari corona virus, WHO pada Februari 2020 secara resmi menyebut Covid-19 yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2). Covid-19 menjadi penyebab pandemi dan telah merubah tatanan budaya serta kebiasaan hidup saat ini. Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 25 juta manusia diseluruh dunia dan terus berlanjut. Secara demografi WHO membagi akibat pandemi Covid-19 dalam 6 regional dengan manifestasi dan problem yang beragam: Amerika, Eropa, Timur Tengah, AsiaTenggara, Western Pacific, dan Afrika. Pada 13 April 2020 pemerintah Indonesia menyimpulkan pandemi Covid-19 merupakan suatu non-natural disaster. Akibat pandemi COVID-19 yang merupakan jenis virus baru membutuhkan adaptasi dan penyesuaian di setiap aspek kehidupan, khususnya dalam implementasi protokol kesehatan diberbagai kegiatan sosial, termasuk pendidikan, dan salah satunya pesantren. Pendidikan di pesantren memiliki tantangan tersendiri, karena sistim pendidikan yang penuh sepanjang hari, salah satu pesantren yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka adalah Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah yang berlokasi di kota Surabaya. Terkait hal diatas, diperlukan beberapa langkah dalam peningkatan pemahaman agar para santri dan pengurus pondok pesantren tidak terinfeksi dan
menularkan virus COVID-19, salah satunya melalui training of trainer. Tema yang diangkat adalah “Menghadapi Pandemi COVID-19 dan kekinian”, membahas terkait SARS-CoV-2 yang senantiasa berkembang, hingga manifestasi klinis dan penatalaksanaannya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pretest sebelum materi dan posttest setelah materi menggunakan Google form. Dari hasil yang didapat, dilakukan uji paired sample T test, secara statistik diperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan. Dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan training yang diberikan memberi pengaruh yang bermakna. Kegiatan training for trainer ini telah sejalan dengan konsep Health Belief Model, ditujukan khusus untuk pendidik yang merupakan asatidz/asatidzah dari pondok pesantren. Merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa pendidik mendapatkan pelatihan dan pemahaman tentang prinsip kesehatan terutama yang bekerja di bidang pendidikan dalam kelompok tertentu seperti pesantren atau yang berasrama. Training of trainer ini dapat menjadi salah satu solusi dari masalah terkait urgensi persiapan dan pelatihan untuk pendidik kesehatan di pondok pesantren, untuk itu perlu dilakukan pengabdian dan pendampingan lebih lanjut kepada para asatidz/asatidzah selaku edukator, khususnya terkait kesiapan dan pemahaman mengenai COVID-19, serta problem kesehatan lainnya terutama yang terkait dengan
aktivitas sosial.
Downloads
References
Almohaithef, M., & Elsayed, E. (2019). Health education in schools: An analysis of health educator role in public schools of Riyadh, Saudi Arabia. Saudi Journal for Health Sciences, 8(1), 31. https://doi.org/10.4103/sjhs.sjhs_4_19
Attamimy, H. B., & Qomaruddin, M. B. (2018). Aplikasi Health Belief Model Pada Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Jurnal PROMKES, 5(2), 245. https://doi.org/10.20473/jpk.v5.i2.2017.245-255
Auvregne, I., & Minho, U. (2009). Working Together to Promote Teacher Education in the Field of Health Education and Health Promotion.
Ichsan, B., & Surakarta, U. M. (2018). Penerapan Teori Perubahan Perilaku Kesehatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 : Literatur. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 130–145.
Jones, C. L. (2015). The Health Belief Model as an Explanatory Framework in Communication Research: Exploring Parallel, Serial, and Moderated Mediation. Health Commun, 30(6), 566–576.
Kamil, I. (2020). Pemprov Jabar Keluarkan Protokol Khusus untuk Pondok Pesantren. https://www.kompas.com/edu/read/2020/06/15/190318371/pemprov-jabarkeluarkan-protokol-khusus-untuk-pondok-pesantren?page=all
Mashabi, S. (2020). Kemenag: Jika Syarat Belajar di Pesantren Bisa Dipenuhi, Covid-19 Bisa Dicegah. https://nasional.kompas.com/ read/2020/07/10/20303341/ kemenagjika-syarat-belajardi-pesantren-saat-pandemidipenuhi-Covid-19-bisa/
Rachmannda, I. (2019). ORAL HISTORY DIBALIK SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN AS SSALAFI Al FITRAH SURABAYA. Airlangga University.
RI, K. K. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020_1.pdf
Safuan, A. (2020). Santri Jawa Tengah Mulai Kembali ke Pondok Pesantren. https://mediaindonesia.com/nusantara/321713/santri-jawa-tengah-mulaikembali-ke-pondok-pesantren
Vamos, S. (n.d.). Experiences of beginning health educators and changes in their high school students’ health behaviors and attitudes. Health Education Behaviour, 34, 376–389.
Wahyusantoso, S., & Chusairi, A. (2020). Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Hubungan Health Belief Model pada Perilaku Prevensi saat Pandemi Covid- 19 di Kalangan Dewasa Awal. Buletin Riset Psikologi Dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(1), 129–136. https://e-journal.unair.ac.id/BRPKM/article/view/24706/pdf
Wijaya, C. (2020). Pesantren: Ponpes di Jawa Timur dibuka dengan “tidur dibuat berjarak dan isolasi santri”, tetapi potensi risiko penularan Covid-19 “besar.”
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.