Pendampingan Kader dalam Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada Santri di Pondok Pesantren Putri Wahid Hasyim Bangil
DOI:
https://doi.org/10.33086/snpm.v2i1.973Keywords:
Sosialisasi, Santri, tanaman Obat Keluarga, Tingkat PengetahuanAbstract
Latar Belakang Masih banyak ditemukan bahwa para santri belum mengetahui tentang tanaman obat keluarga
(TOGA) beserta manfaatnya bagi kesehatan. Bila tingkat pemahaman para santri terhadap manfaat dari
tanaman obat keluarga (TOGA) rendah dikhawatirkan para santri tidak dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari untuk pengobatan secara alami atau herbal. Apabila para santri telah mengetahui
tentang manfaat dan kegunaan dari tanaman obat keluarga (TOGA) harapannya ketika mereka sakit bisa
melakukan pengobatan secara alami dengan menggunakan bahan-bahan tanaman obat yang terdapat di
lingkungan pesantren. Metode Pendampingan kader dalam sosialisasi tanaman obat keluarga (TOGA)
dilakukan secara daring melalui via zoom berupa presentasi dan tanya jawab. Jumlah perserta terdapat 20
perwakilan santriwati yang telah dipilih secara acak. Sebelum dan sesudah dilaksanakan sosialisasi peserta
sosialisasi diberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan terhadap tanaman obat keluarga
sekaligus sebagai tolak ukur atau bahan evaluasi terhadap pemahaman peserta setelah diadanya sosialisasi
tersebut. Data diolah secara statistik untuk mengetahui frekuensi tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
dilakukannya sosialisasi. Hasil dan Pembahasan Hampir seluruh (90,0%) responden mengetahui Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) setelah mengikuti sosialisasi ini. Saat pelaksanaan kegiatan ini terlihat para peserta terlihat
antusias dan menyimak materi dengan seksama, sehingga harapannya materi yang disampaikan bisa dapat
diterima dengan baik. Kesimpulan Sosialisasi tanaman obat keluarga (TOGA) berdampak positif. Hasil analisa
menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan santri yang signifikan terhadap tanaman obat keluarga
(TOGA) hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil post test yang dilakukan setelah diadakannya sosialisasi oleh
kader setempat. Dengan adanya hasil peningkatan tingkat pengetahuan tersebut harapannya ilmu tentang
tanaman obat keluarga (TOGA) tersebut dikemudian hari bisa memanfaatkan dan menggunakannya sebagai
pengobatan herbal yang mudah dijangkau dilingkungan sekitar.
Downloads
References
A. N. R. Muhammad Anwar Fathoni. (2019). Peran Pesantren dalam Pemberdayaan Ekonom
Umat di Indonesia. Proceeding Conf. Islam. Manag. Accounting, Econ, 2, 133–140.
Emilda, Hidayah, M., & Heriyati. (2017). ANALISIS PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (STUDI KASUS KELURAHAN SITUGEDE,
KECAMATAN BOGOR BARAT). Sainmatika, 14, 11–21.
Harjono, Y., Yusmaini, H., Bahar, M. (2017). Penyuluhan Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga Di Kampung Mekar Bakti 01/01, Desa Mekar Bakti Kabupaten Tangerang.
JPM Ruwa Jurai, 3, 16–22.
Kementrian Pertanaian RI. (2015). Buku Saku Tanaman Obat Keluarga. Balai Besar
Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian.
Mindarti, S., Nurbaeti, B. (2015). Buku saku: Tanaman obat keluarga (TOGA). Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Jawa Barat.
Munadi, E., Salim, Z. (2017). Info komoditi tanaman obat. Badan Pengkajian dan
Pengembangan
Perdagangan
Kementerian
Perdagangan
Republik
Indonesia.
Patola, F., M. (2018). Pelatihan Dan Pendampingan Budidaya Tanaman Obat Keluarga
Dipekarangan. Adiwidya, 2, 185–190.
Permatasari, P., Hardy. (2019). Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan Cinere
Dalam Penanaman Dan Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga. Jurnal Bakti
Masyarakat Indonesia, 2, 129–134.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.